Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Maryam Jamilah: Perjalanan dari New York ke Jantung Islam

Maryam Jamilah, seorang wanita ulama yang meninggalkan jejak abadi dalam dunia Islam, lahir pada 23 Mei 1934 di New York, Amerika Serikat. Dulu dikenal sebagai Margaret Maros, ia berasal dari keluarga Yahudi yang tinggal di West Side, Manhattan. Namun, takdir membawanya ke jalan yang penuh keberanian dan ketekunan.


Pada usia 27 tahun, Maryam Jamilah memutuskan untuk memeluk Islam. Ini bukanlah keputusan yang mudah, terutama bagi seseorang yang tumbuh dalam budaya dan lingkungan yang berbeda. Namun, kecerdasan luar biasa Maryam Jamilah telah tercermin sejak usia dini.


Sebagai seorang anak, dia menunjukkan minat yang luar biasa dalam berbagai bidang seperti agama, filsafat, sejarah, antropologi, sosiologi, dan biologi. Keberagaman minat ini, tanpa diragukan lagi, memberikan kontribusi besar pada pemahaman dan pengaruhnya di dunia Barat.


Maryam Jamilah lahir dari keluarga pengusaha yang sukses, dengan ayahnya bernama Herbert S. Maros. Namun, setelah memeluk Islam, dia dikenal dengan nama Maryam Jamilah, diberikan oleh Dr. Ahmad Faisal, Ketua Islamic Mission of America.


Dalam perjalanan hidupnya, Maryam Jamilah tidak hanya menunjukkan kecerdasan intelektual, tetapi juga keberanian untuk mengeksplorasi dan mengkritik. Pada usia 14 tahun, dia menulis buku berjudul "The Land of Allah," karya Harry W. French. Bahkan pada usia muda, dia memiliki kepedulian terhadap kehidupan anak-anak Palestina, yang tercermin dalam bukunya yang berjudul "Ahmad Khalil."


Setelah lulus dari sekolah menengah, Maryam Jamilah melanjutkan pendidikannya di Universitas New York. Pendidikannya mencakup berbagai bidang, dari sastra hingga ilmu sosial. Pada tahun 1961, dia secara terbuka memeluk Islam di Islamic Mission di Brooklyn.


Perjalanan ke Islam tidak hanya membawa perubahan dalam keyakinannya tetapi juga mengubah fokus dan tujuannya dalam hidup. Dia belajar bacaan salat dari Dr. Nuruddin Lemu dari Universitas Al-Azhar di Mesir, sebuah langkah awal dalam menanamkan nilai-nilai Islam dalam kehidupannya.


Pada tahun 1966, Maryam Jamilah memutuskan untuk tinggal di Pakistan setelah diundang oleh Abul A'la Maududi. Di sana, dia menikah dengan Yusuf Khan, seorang pengurus harian Jamiat al-Islam, organisasi Islam yang didirikan oleh Abul A'la Maududi.


Maryam Jamilah dikenal sebagai ulama perempuan yang tajam dan kritis. Karya-karya tulisnya yang tajam sering dimuat di majalah The Islamic Review dan The Muslim Digest. Dia mengeksplorasi dan mengkritik berbagai pemikiran, termasuk sekularisme di Barat.


Salah satu kontribusinya yang paling mencolok adalah penolakannya terhadap pandangan sekularisme dan westernisasi yang dianggapnya bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Melalui tulisannya, Maryam Jamilah memberikan pandangan kritis terhadap tokoh-tokoh besar dunia Islam seperti Ahmed Khan, Muhammad Abduh, dan Taha Hussein.


Dia juga menolak pandangan Presiden Tunisia, Habib Bourguiba, yang menganggap puasa Ramadan sebagai penghambat pembangunan ekonomi. Pendiriannya yang tegas membuatnya menjadi salah satu pemikir yang sangat dihormati dalam dunia Islam internasional.


Meskipun Maryam Jamilah meninggal pada 31 Oktober 2012 di Lahore, Pakistan, pemikirannya tetap hidup dan menjadi bagian penting dari khazanah intelektualitas umat Islam. Pandangannya tentang politik Islam masih menjadi rujukan, baik di dunia Islam maupun di Barat.


Pada akhirnya, kisah hidup Maryam Jamilah menginspirasi banyak orang, terutama perempuan Muslim, untuk mengejar ilmu, mengeksplorasi pemikiran, dan tetap teguh pada nilai-nilai mereka. Meskipun awalnya berdarah Yahudi dan berasal dari keluarga Yahudi, Maryam Jamilah membuktikan bahwa kebenaran dan hidayah Allah dapat mengubah takdir seseorang.



Untuk lebih mengenal pemikiran Maryam Jamilah, Anda dapat membaca lebih lanjut tentang tokoh Islam yang mempengaruhi pemikirannya atau perempuan Muslim yang mengambil inspirasi darinya. Jangan lewatkan untuk terus menggali pengetahuan dan mengeksplorasi pemikiran para pemikir Islam yang luar biasa.

Posting Komentar untuk "Maryam Jamilah: Perjalanan dari New York ke Jantung Islam"